PIKNIK saat Pendemi

 Yeyyy,,,sudah wiken lagi. Saatnya piknik. 

Keluarga kami, terutama ketiga anak kami, sangat suka piknik. Kalau dulu sebelum pendemi, hampir setiap minggu kami sempatkan piknik, walaupun hanya piknik tipis-tipis ke destinasi-destinasi wisata sekitar rumah. Sejak pendemi, piknik tentu saja menjadi suatu kegiatan yang sebaiknya dihindari. 

Ini bukan untuk dicontoh ya, namun karena saking kangennya kami dengan suasanya piknik, beberapa kali selama pendemi ini memang kami sempatkan untuk piknik. Seperti saat ini, kami sekeluarga tengah berada di salah satu hotel di Lembang, Bandung, untuk sekedar staycation menghabiskan wiken.

Bedasarkan pengalaman kami piknik di masa pendemi dengan membawa tiga anak yang masih kecil (6,4,dan 2 tahun), mungkin cerita-cerita ini bisa berguna bagi anda yang sudah rindu untuk piknik.

Transportasi

Sebisa mungkin kami tidak naik kendaraan umum. Kebetulan suami saya memang suka nyetir. Karena sejak kecil sering diajak jalan-jalan, akhirnya anak-anak saya juga menikmati saat-saat berkendara dengan mobil. Jarang sekali rewel. Selama pandemi ini seluruh perjalanan kami lakukan dengan mobil, Mengingat ketiga anak kami sedang aktif-aktifnya, opsi berkendara dengan mobil pribadi menurut kami adalah pilihan paling baik, setidaknya megurangi ruang gerak anak-anak. Perjalanan paling jauh yang pernah kami lakukan adalah rute Bekasi-Bali-Jogja- Bekasi. Dalam perjalanan ke Bali, tentu saja kami harus naik kapal ferry untuk mencapai pulau Bali. Inilah keuntungannya naik mobil, ketika situasi kapal penuh, kami bisa tetap memilih untuk tetap di mobil saja. Tapi waktu kami ke Bali Desember 2020 yang lalu, pelabuhan memang sedang sepi-sepinya sih. Hanya ada 4 mobil dalam satu kapal yang kami tumpangi. Bonus untuk anak-anak, bisa turun untuk menikmati suasana berkapal ferry ria.

Hotel/Akomodasi

Saat sebelum pendemi, mencari hotel/akomodasi biasanya kami lakukan dengan memanfaatkan aplikasi seperti tr******a, t***t.com, dan sebagainya. Di kondisi normal, dengan memesan kamar dengan bantuan aplikasi tersebut, kita bisa mendapatkan harga terbaik untuk akomodasi yang kita inginkan. Tapi tidak demikian di kala pendemi. Di masa pendemi, banyak hotel yang memberikan harga diskon,  yang mana harga diskon tersebut biasanya tidak selalu terupdate pada aplikasi. Itulah yang kami alami. Di beberapa hotel, harga yang ditawarkan secara langsung jauh lebih murah daripada harga lewat aplikasi. Hiks,,padahal kami sudah terlanjur bayar via aplikasi. Untuk itu, kami sarankan sebaiknya anda telepon langsung ke hotel yang dituju, sebelum memutuskan akan melakukan reservasi.

Pandemi memaksa banyak hotel untuk mengurangi operasionalnya. Untuk itu, anda siap-siap kecewa apabila fasilitas yang anda harapkan tidak tersedia. Fasilitas kolam renang air, jacuzi, spa, bahkan breakfast tidak tersedia. Saluran TV kabel tidak ada, WiFI belum nyala. Seperti yang saya alami di liburan ini, saya memilih hotel ini karena ada fasilitas kolam renang air panas, yang tentu saja saya bayangkan akan membuat anak-anak betah berlama-lama berenang. Tapi sedihnya, karena kebijakan PPKM, fasilitas kolam air renang indoor belum boleh dioperasionalkan.

Ngomong-ngomomg tentang fasilitas, kami pernah menginap di hotel yang baru saja buka setelah sekian lama tidak beroperasi. Saat itu hanya ada kami dan satu pengunjung lagi di hotel tersebut. Padahal hotelnya model hotel taman yang luas sekali. Listrik dan air saat itu hanya tersedia di kamar-kamar tertentu. Sedikit menyeramkan jadinya suasannya. Jangan kaget juga apabila hotel-hotel yang diiklannya tampak sangat cantik jadi terlihat sangat lusuh dan tidak terawat. Harap dimaklumi saja😁. Namun untungnya, karena pengunjungnya masih sedikit, tak jarang kamar pesanan kami diupgrade ke type yang lebih baik. Lumayanlah, bayar kamar superior, bahkan kami pernah dapat kamar tipe suite.

Lokasi Wisata

Tempat rekreasi indoor jelas bukan pilihan saat ini. Pilihan wisata kami selalu saja destinasi wisata outdoor, kebanyakan wisata kebun, sungai, atau pantai. Dalam memilih pantai, kami cenderung memilih pantai yang garis pantainya panjang, sehingga kalaupun banyak pengunjung, tetap saja tidak akan terlalu berdesakan. Sangat bagus lagi apabila hotel yang kita pilih mempunyai koneksi langsung ke pantai. Biasanya, pantai-pantainya lebih sepi karena kebanyakan hanya pengunjung hotel saja yang ke sana. Yang agak repot memang kalau anak-anak maunya berenang. Lagi-lagi kalau ingin berenang kami memilih fasilitas berenang di hotel daripada di tempat umum. Setidaknya, kalau di hotel, biasanya pengunjungnya terbatas pada tamu hotel tersebut. Saya pernah mencoba berenang ke beberapa fasilitas waterpark umum. Benar-benar tidak direkomendasikan, apalagi beberapa diantaranya masih menyelenggarakan atraksi yang memancing kerumunan, seperti kolam ombak dan buih sabun. Tumplek plek, semua pengunjung akan berkumpul di sana. Ramai sekali.

Makan

Saya ini pencinta kuliner. Piknik tidak lengkap rasanya tanpa mencoba kuliner khas destinasi wisata. Dulu, sebelum pandemi, jauh-jauh hari saya sudah searching dan memasukan beberapa lokasi kuliner dalam itenenary perjalanan kami. Namun semenjak pandemi, pemilihan tempat makan hanya mempertimbangan dua hal ini : ada menu yang bisa anak-anak saya makan (tidak pedas dan berkuah), dan sepi. Itu saja. Sementara hasrat untuk mencoba kulineran di tempat-tempat yang populer yang biasanya ramai pengunjung harus kami urungkan. Oh ya, sebisa mungkin, tempat makan yang kami pilih adalah yang berada di ruangan terbuka. Daripada makan di restoran fastfood yang serba AC, kami memilih makan di warung tenda yang tempatnya terbuka.

Anak-anak saya, aktifnya luar biasa. Tidak pernah bisa betah duduk berlama-lama. Pasti ada saja polahnya, lari kesana kemari, segala macam benda dipegang. Untuk itu, setiap sampai tempat makan, saya pasti langsung keluarkan jurus andalan saya. Apalagi kalau bukan HP. Hehehe.  Memang segala macam yang dulu serba dibatasi akhirnya terpaksa dilakukan atas nama pendemi ini. Minimal dengan maen games atau nonton youtube, anak saya sejenak bisa duduk diam, makan, tidak berlarian, tidak pegang-pegang sembarang barang-barang di sekitarnya. Apalagi dengan kondisi yang harus buka masker saat makan. Penting sekali untuk memastikan anak-anak tidak berinteraksi dengan banyak orang.

Masker

Memakai masker wajib hukumnya di situasi pandemi ini, termasuk juga anak-anak. Inilah repotnya. Untuk mengajak anak-anak mau bermasker, maka sebaiknya sediakan masker dengan corak yang anak-anak suka. Si adek misalnya, gampang diajak pakai masker kalau bergambar bunga. Beda dengan kakak-kakaknya, motif superhero yang jadi pilihanya. Kalau ada, pasang tali sambungan pada masker anak-anak. Jadi, kalaupun maskernya terlepas, masker tidak jatuh dan hilang. Dari ketiga anak saya, anak saya yang pertama yang paling nurut kalau disuruh pake masker. Tapi masalahnya maskernya selalu saja digigit-gigit, jadi selalu cepat basah dan kotor. Untuk itu, selalu pastikan juga ada cadangan masker di tas dan di dalam mobil. 

--bersambung--

Komentar