Untung Rugi Membangun Zona Integritas

Salah satu diskusi yang selalu menarik untuk dibahas setiap kali berbicara mengenai kegiatan Pembangunan ZI adalah masalah untung rugi membangun Zona Integritas. Pembahasan tersebut menjadi menarik, karena kalau kita tidak sepakat mengenai tujuan pembangunan ZI, akhirnya membangun ZI akan dirasakan sebagai formalitas belaka, sekedar memenuhi arahan pimpinan, dan bagi pihak-pihak yang kebagian repotnya menjadi tim ZI hal tersebut hanya akan dirasa sebagai tugas tambahan saja.

Pembangunan ZI  sejatinya adalah tools penilaian untuk menilai kapasitas organisasi seperti halnya tools penilaian yang lain. Selain ZI, terdapat berbagai tools serupa yang digunakan untuk pengukuran kapasitas organiasi, misalnya  tools yang dikembangkan oleh INTOSAINT, atau SAI PMF, SMAP, dan lain sebagainya. Banyaknya tools pengukuran tersebut memang kadangkala memusingkan, karena biasanya pada setiap penilaian diperlukan isian dan dokumen yang lumayan banyak, yang memang memerlukan waktu dan tenaga untuk mempersiapkannya.

Membangun ZI, RB, SMAP, ataupun yang lainnya, menurut saya seharusnya akan menjadi kegiatan yang berat di awal pembangunan saja. Di awal pembangunan, kita perlu mengidentifikasi kegiatan-kegiatan dan dokumen apa yang relevan dengan penilaian. Alangkah bagus lagi apabila kita sejak awal dapat memetakan hal-hal yang harus dipenuhi pada seluruh tools penilaian tersebut, karena apabila diperhatikan, keseluruhan tools pengukuran kapasitas organisasi seperti ZI, RB, SMAP, INTOSAINT, dll umumnya banyak mempunyai irisan kegiatan. Dengan demikian, apabila kita bisa memetakan benang merahnya, kita tidak perlu lagi menghabiskan waktu dan tenaga untuk memenuhi persyaratan penilaian yang terkadang memang merepotkan. Bagi organisasi dengan maturitas SPI yang sudah baik, memenuhi ketentuan pada keseluruhan penilaian bukanlah hal yang sangat berat. Karena pada umumnya seluruh kegiatan yang disyaratkan sudah menjadi bagian dari proses bisnis. Jadi,  dengan kita mengidentifikasi sejak awal kebutuhan penilaian, kita hanya perlu fokus pada hal-hal yang memang membutuhkan kreasi ataupun improvement.

Balik lagi ke permasalahan untung rugi membangun ZI.  Menurut saya, akan menjadi rugi apabila dalam membangun ZI tujuan kita hanyalah perolehan Predikat Menuju WBK dan WBBM saja. Bila tujuannya hanya memperoleh predikat, maka saya yakin kegagalan unit pembangun ZI dalam meraih predikat WBK/WBBM akhirnya hanya akan menimbulkan kekecewaan yang tidak berarti. Untuk itu, dalam membangun ZI, sangat penting untuk ditanamkan semangat serta dibangun mindset bahwa tujuan dari pembangunan ZI adalah meningkatkan kapasitas organisasi demi mencapai pemerintahan yang bersih dan bebas KKN serta berorientasi melayani. Bukankah itu yang sejatinya harus tertanam di jiwa para ASN yang digaji dengan uang rakyat? 

ZI  hanyalah sebuah tools yang bisa kita jadikan pedoman dalam rangka mencapai tujuan organisasi untuk mencapai pemerintahan yang bersih dan bebas KKN serta berorientasi melayani. Tanpa ZI apakah tujuan tersebut dapat tercapai? Sangat Bisa,,tapi yakinlah, ketika kita mulai mempelajari Pembangunan ZI setidaknya kita akan mendapatkan gambaran atau pedoman terkait hal-hal  apa saja yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan berpedoman pada ZI, kita mempunyai semacam panduan dan indikator yang dapat kita jadikan bahan evaluasi atas pencapaian tujuan. ZI adalah sebuah akselerasi pencapaian tujuan, misalnya 'memaksa' kita untuk lebih tertib dokumen, mendorong terjadinya iklim inovasi, serta membangun strategi komunikasi publik yang lebih baik.

Jadi sekali lagi, apabila ada pertanyaan terkait untung rugi membangun ZI, maka jawabannya sangat tergantung pada tujuan kita membangun ZI. Untuk bisa menjadi pemenang dalam kegiatan ini, kuncinya adalah tanamkan mindset, bahwa menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN serta berorientasi melayani adalah tujaunnya, dan capaian predikat WBK/WBBM adalah bonusnya.



Komentar