Bodo Amattt!!!!

 "Prinsipnya, kalau berbuat salah jangan menyerah, biar bos mu yang nyerah"

Seorang teman menuliskan pesan tersebut kepada saya di sela-sela obrolan kami tentang pekerjaan, Orang GILA, pikir saya. Prinsip apa pula itu😅

Tapi memang teman saya ini dari sejak kuliah dulu memeng terkenal nyleneh. Sebenarnya bukan teman kuliah saya. Teman tetangga fakultas, angkatan tua, gak lulus-lulus, tapi tetap sangat enjoy dengan hidupnya😁


Dan hari ini saya menamatkan membaca buku ini. Di tahun 2019-an, dan mungkin juga sampai saat ini, sepertinya ini masih menjadi top list di buku motivasi paling laris. Sudah baca belum?

Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat, tulisan Mark Manson, tahun 2018, terbitan Grasindo (Jakarta)

Balik lagi ke pesan teman saya yang saya ceritakan di awal tadi, saya pikir-pikir, mungkin pernyataan teman saya itu relevan sekali dengan isi buku ini.

Oh ya, di balik pernyataan nyelenah dari teman saya itu, teman saya itu ternyata oke juga lho. Kebetulan saat ini, selain menjalankan tusi utamanya sebagai seorang auditor  internal di perusahaan BUMN, dia juga menjadi ketua koperasi pegawai pada perusahaan tersebut. Pada tahun 2020 kemarin, saat koperasi karyawan pada umumnya kembang kempis karena akibat pendemi, koperasi yang dipimpinnya malah berhasil menaikkan laba bersih hingga 50% dan bisa menghasilkan SHU yang lumayan tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Saat saya tanyakan kuncinya, dia menyebutkan beberapa terobosan yang dilakukan serta adanya kontrak kinerja karyawan. Ini menarik, tapi saya bahas besok ya. Kita kembali ke cerita di buku berjudul 'Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat' tadi.

Ada beberapa hal baik yang saya bisa tarik benang merahnya antara pernyataan teman saya tadi dengan insight yang saya peroleh di buku ini.
  • Fokuslah pada hal-hal besar yang benar-benar kamu ingingkan. Pada dasarnya hidup kita adalah masalah. Satu putusan yang kita ambil akan selalu menimbulkan masalah lain. Begitu seterusnya, Untuk itu, simpan tenaga untuk menyelesaikan masalah yang benar-benar menganggu tercapainya tujuanmu, dan silakan untuk bersikap BODO AMAT dengan masalah-masalah yang lainnya. Teman saya ini hobi sekali main musik. Gitaris handal. Maka ruang koperasi yang dipimpinnya diubahnya menjadi sebuah studio musik mini. GILA. Semuanya protes, termasuk para petinggi-petinggi di kantornya. Tapi ya dia cuek aja, karena dia tau ada tujuan dibalik tindakannya itu.
  • Setiap orang pasti membayangkan suatu kondisi sukses. Tapi sebenarnya, sukses itu bukan hanya tentang apa hasil akhirnya, tapi seberapa sakit (pengorbanan) yang bisa kamu tanggung untuk mendapatkan sukses tersebut. Pasti akan ada penolakan, pasti akan ada pro kontra. Lagi-lagi, BODO AMAT lah dengan sakitnya. Pada kasus teman saya tadi, dari contoh kecil dia membuat studio musik di kantor koperasinya, anda dapat membayangkan seberapa kuat dia harus menahan segala protes dari banyak orang.
  • Biasanya, kita lebih banyak terkungkung dengan nilai kegagalan ataupun kesuksesan yang menurut dinilai yang objektif dengan ukuran-ukuran yang sudah berlaku umum. Namun hal tersebut sebenarnya tidak penting. Nilai yang kita bangun sendirilah yang sebenarnya lebih penting dari apapun. Nilai diri kita sendiri yang akan menentukan seberapa sukses dan seberapa gagalnya kita, jadi BODO AMAT dengan nilai-nilai orang lain. Kitalah yang menentukan rasa yang akan kita rasakan. Seperti yang saya sebutkan di awal tadi, dalam hal nilai ini teman saya itu menurut saya adalah salah satu yang paling nyeleneh. Ukuran nilainya beda, maka tak heran dia enjoy saja ketika dulu tak kunjung lulus kuliah dan sekarang di usianya yang siudah 40an tak kunjung menikah pula. Hehehe. Pun dalam hal prestasinya menjadikan koperasinya yang dipimpinnya mendatangkan profit yang luar biasa. Buat teman saya itu, profit itu bukan ukuran suksesnya. Tapi nilai bahwa dia dapat bekerja dengan cara-cara yang dinikmatinya itulah ukuran suksesnya. Dalam mengembangkan stretegi bisnisnya, teman saya juga sangat berpegang pada nilai diri yang diyakininya.Pusat kehidupan teman saya itu adalah terkait dengan afeksi. Tidak pernah sama sekali selama saya mengenalnya dia sangat terbebani dengan masalah kekuasaan atau prestasi. Selalu masalah terkait hubungan antar personal yang ditonjolkannya. Maka, itulah yang dia praktekkan dalam strategi bisnisnya. Alih-alih berkompetisi seperti halnya strategi bisnis yang biasa dilakukan pada umumnya, dia memilih cara-cara diplomasi dan membangun kontrak kerja karyawan. "Yang penting semua hepi, tidak ada yang terbebani" katanya.  
Ada lagi, yang mau menambah daftar BODO AMAT yang sebaiknya kita lakukan?😄

Komentar