Yang Pergi untuk Menjadi Lebih Hebat
Suatu masa saya bertemu sosok itu. Awalnya saya ragu. Saya anggap, mungkin dia juga orang yang sama dengan orang-orang sebelumnya. Hanya datang dan pergi, tanpa kesan yang berarti. Saking pesimisnya, bahkan di awal pertamuan kami, itulah yang saya ucapkan padanya. Sangat kejam memang.
Waktu pun berlalu. Hampir dua tahun saya bersamanya. Bukan dia yang pergi dulu, saya yang mengawali perpisahan.Tapi demi mengetahui bahwa tibalah saatnya dia meninggalkan tempat itu, entah mengapa, sedih rasanya. Rasanya kerja itu belum usai.
Beryukur pernah bekerja dengannya, mengenal sosoknya. Bersamanya dulu, kami selalu berlari. Kadang kelelahan, sejenak berhenti, tapi akhirnya berlari lebih cepat lagi. Capek? Iya. Tapi entah mengapa, bukannya jera, kok rasanya hepi ya? Berlari bersamanya, sekaligus mengalirkan dopamin dan endorfin dalam diri.
Seperti halnya sebuah pusat pelatihan, latihan bersamanya saat itu, menjadikan say lebih berenergi. Saatnya sekarang dia pergi. Manusia hebat. Saya yakin, perginya adalah jalan menjadikan dia lebih hebat lagi.
Komentar
Posting Komentar